Arsitektur Romawi Kuno mengembangkan berbagai aspek berbeda dari arsitektur Yunani Kuno dan teknologi-teknologi baru seperti pelengkung dan kubah untuk menciptakan suatu gaya arsitektural baru. Arsitektur Romawi berkembang di seluruh Kekaisaran selama periode Pax Romana. Penggunaan material-material baru, khususnya beton, merupakan suatu ciri yang sangat penting.
 |
Colosseum di Roma, Italia. |
Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu menjadi diklasifikasi ulang sebagai Abad Kuno Akhir atau arsitektur Bizantium. Sebagian besar contoh yang masih terlestarikan berasal dari periode belakangan. Gaya arsitektural Romawi terus mempengaruhi bangunan di bekas kekaisaran tersebut selama berabad-abad, dan gaya yang digunakan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 disebut arsitektur Romanesque untuk mencerminkan ketergantungannya pada bentuk-bentuk Romawi dasar.
 |
Suatu daerah di situs arkeologi Ostia Antica; pada suatu waktu, terdapat toko-toko di sini. |
Bangsa Romawi Kuno memberikan kontribusi terhadap perkembangan-perkembangan penting dalam perumahan dan sanitasi publik, misalnya jamban dan pemandian partikelir juga publik yang mereka buat, pemanas bawah lantai dalam bentuk hypocaustum, kaca mika (contohnya di Ostia Antica), juga air dingin dan panas yang disalurkan melalui pipa (contohnya di Pompeii dan Ostia).
Karakteristik Arsitektur Romawi
1.Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti dalam pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.
 |
Konstruksi Busur/Lengkung |
2.Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
3.Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif. Perancangan bangunan selalu berorientasi ke dalam skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian juga sebaliknya.
 |
Landscape Perkotaan Romawi |
4.Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi arsitektural. pada skala kota dan interior.
5.Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi arsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.
 |
Kuil Kastor dan Pollux |
6.Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.
Langgam Arsitektur Romawi
Langgam Arsitektur Romawi antara lain adalah sebagai berikut:
- Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang mengungkap karakter ideal secara utuh.
- Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru.
- Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen vertikal dan horizontal.
- Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks.
Demikian artikel singkat tentang Arsitektur Romawi Kuno dan Karakteristiknya, semoga bermanfaat. Silakan membaca pembahasan lainnya :
Dan berbagai artikel menarik yang lainnya. Terimakasih atas kehadiran Anda.