Djoko Pekik (lahir di Grobogan, Jawa Tengah, 2 Januari 1937; umur 80 tahun) adalah seorang seniman lukis Indonesia. Karya lukisnya yang terkenal adalah Berburu Celeng, yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia pada masa Orde Baru.
 |
Foto Djoko Pekik (Maestro Seni Rupa Indonesia) |
Selama perjalanan kariernya dalam dunia lukis, ia pernah beberapa kali menggelar pameran. Sebelum tahun 1965, ia menggelar 3–4 kali pameran karyanya di Jakarta, kemudian vakum. Pada tahun 1990, Djoko Pekik kembali menggelar pameran di Edwin’s Gallery Jakarta dan disusul dengan pameran lain. Pada tahun 1998, ia mengadakan pameran aneh dan tak lazim di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Selama pagelaran pameran sehari semalam tersebut, ia hanya menampilkan satu buah lukisan.
Gaya pelukisan Djoko Pekik adalah realis-ekspresif dan dibumbui nilai-nilai kerakyatan. Semasa aktif di Sanggar Bumi Tarung, lukisan yang dihasilkan olehnya merupakan karya yang terinspirasi setelah melakukan Aksi Turun Ke Bawah (Turba) ke kawasan-kawasan miskin dan terhisap. Djoko Pekik merupakan seniman Bumi Tarung yang ditangkap polisi pada 8 November 1965 karena dianggap berhubungan dengan LEKRA.
Pada proses penahan kota 1970, Pekik sempat melangsungkan penikahan dengan seorang gadis bernama C.H. Tini Purwaningsih yang secara umur terpaut jauh yakni 14 tahun. Dalam menghidupi kelurganya Pekik berprofesi sebagai tukang jahit, pada saat itu profesi ini benar-benar tidak mampu menopang kemapanan ekonomi keluarganya. Secercah harapan muncul ketika pada akhir 80-an ada seorang sarjana lukis bernama Astari Rasyid yang menjadikan lukisanya sebagai objek penelitian disertasinya. Setelah diteliti oleh Astari banyak yang membaca karya-karya Djoko Pekik baik dari dalam ataupun luar negeri. Keikutsertaan ia pada pameran di Amerika pada 1989 membuat ia terkenal luas dengan kekontroversian dia sebagai tahanan politik orde baru.
Kontoversial ini membawa Djoko Pekik terkenal di Indonesia, karena banyak majalah dan koran yang meliput pameran ia di Amerika. Hal ini berimbas pada banyaknya kolektor yang mulai memburu karya-karyanya. Karena bagi kolektor lukisan Djoko Pekik mampu melukiskan umpatan serapah kedalam kanvas yang memang bentuk curahan hati Pekik atas kenangan masa lalu. Lukisan Pekik dikenal memiliki keunikan disetiap karyanya, para kolektor berpendapat ia selalu berbeda dalam tiap lukisanya. Hal ini membuat Pekik kurang suka karena banyak yang berburu lukisan nya dan ingin melihat karya nya, hingga lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa ia memakai teknik yang sama dalam tiap lukisanya.
Lukisan ” Indonesia 1998, berburu celeng ” merupakan lukisan yang melambungkan namanya dalam pameran lukisan di Jogjakarta pada tahun 1999 karena lukisan ini terjual dengan harga satu milyar rupiah. Selanjutnya ada lukisan trilogi Pekik yang bagi ia merupakan karya yang paling mengesankan dari ratusan karya Djoko Pekik. Lukisan tersebut adalah Indonesia 1998 Berburu celeng, susu raja celeng serta tanpa bunga dan telegram duka cita.
Lukisan Djoko Pekik merupakan bentuk dari teriakan dia terhadap kungkungan orde baru dan bentuk protes ia terhadap kondisi sosial. Selama hidupnya Djoko Pekik menghasilkan kurang lebih 300 karya. Setelah ia keluar dari LEKRA ia menghasilkan karya yang berjudul WTS Nagih Janji pada tahun 1966.Tahun 1988 yang berjudul Tukang Becak Main Kartu. Selanjutnya pada 6 Januari 1990, karya lukisannya berjudul Trumpet Seller dengan ukuran 96×132 cm. pada1994, berjudul Termenung. Pada tahun 1996 ia menghasilkan tiga karya yakni, Dua Termenung, Susu Radja Celeng, Wajah Cemberong. Kemudian pada tahun 1998 ia mengahsilkan karya dengan judul Woman.
Pada tahun 1999 merupakan tahun terbaik Pekik karena pada tahun ini karya yang ia hasilkan mampu dihargai sebesar satu milyar dan membuat dirinya terkenal, karya tersebut adalah Indonesia 1998 Berburu Celeng dan Persiapan Pentas. Pada tahun 2000 ia juga mampu menjual karya yang berjudul Majelang Pentas serta A Performance pada tahun yang sama. Pada tahun 2003 ia menghasilkan dua karya yakni Penari Topeng dan Awal Bencana di Lintang Kemukas 1965. Kemudian pada tanggal 22 Maret 2004 ia menghasilkan karya berjudul Ledak Gogik, pada 11 Juni 2004 dua karya ia selesaikan yakni Raksasa Mata Satu dan Wanita Jawa.
Selain itu, beberapa karya lukisan Djoko Pekik yang lain adalah Yes I am a Whore, Becak Driver is Being Baby, Alit Ambara, Bumi Tarung, Dalang, Drinking a Glass of Syrup, Pasangan Hidup, Small Stone Seeker, Tak Seorangpun Pulang, Wearing a Stagen, Tayub, The Guardian, Traditional Games Seller.
Berikut adalah beberapa lukisan karya Djoko Pekik yang sangat mengagunkan. Selamat menikmati.
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Anak Warung Nasi |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Berburu Celeng, Tahun 1998 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Berburu Celeng |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Bintang Iklan |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Pemandangan Bukit Parang Tritis, Tahun 100cm x 140cm, 1991 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Go To Hell Crocodile |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Jaran Kepang, Ukuran 114cm x 140cm, Tahun 2007 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Kuli perempuan minum sirop, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1989 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Ledek Gogek, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1989 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Ngaso |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Pencari kerikil, Ukuran 120 cm x 88 cm, Tahun 1986 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Pengamen istirahat, Ukluran 95 cm x 130 cm, Tahun 2008 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Pengamen Istirahat, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1991 |
 |
:Lukidsn Karya Djoko Pekik, Tema Penjaga malam, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1988 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik,Tema Penjual mainan, Ukuran 96cm x 136 cm, Tahun 1986 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Petruk Mantu |
 |
Luisan Karya Djoko Pekik, Tema Sadar wisata makan beling, Ukuran 150cm x 150cm, Tahun 1989 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Stasiun KA Ngabean, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1988 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Tayuban, Ukuran 150cm x 150cm, Tahun 1990 |
 |
Lukisan Djoko Pekik, Tema Tukang becak momong, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1987 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Ya saya WTS, Ukuran 100cm x 140cm, Tahun 1990 |
 |
Lukisan Karya Djoko Pekik, Tema Pawang Kesurupan, Ukuran 150 x 200cm, 8 Desember 2012, Cat minyak di atas kanvas. |
Semoga Biografi Singkat Djoko Pekik (Maestro Seni Rupa Indonesia) ini menambah wawasan kita. Silakan membaca Biografi Maestro Seni Rupa Indonesia yang lainnya. Terimakasih atas kunjungan Anda.