Minggu, 24 Sep 2023
Beranda
Cari
Menu
Bagikan
Lainnya
21 Mar 2018 22:36 - 10 menit membaca

KRITIK SENI

Bagikan

Pengertian Kritik Seni

Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga menghakimi. Kritikos berarti juga hakim kesusasteraan. Istilah ini ada semenjak abad ke IV sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya, seorang bernama Pilatus dari pulau Kos yang pada tahun 305 sebelum Masehi didatangkan ke Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus II dan dianugerahi sebutan penyair dan kritikos sekaligus (Hardjana, 1981).
Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam bidang kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan penyakit yang kritis atau sangat membahayakan jiwa penderitanya. Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut kembali kepada pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492 mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf.
Pada waktu itu, istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk menunjuk orang-orang yang menekuni pustaka sastra lama. Sementara itu seorang pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah art critic untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan hidup. Beberapa waktu kemudian di kalangan penganut Humanisme berlaku pengertian yang terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno. Pergeseran arti kritik sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan penghakiman berlaku pada sekitar tahun 1600. (Wellek, 1971).
Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku kedua pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk pembicaraan tentang seniman tertentu, sedangkan criticism menunjuk teorinya. Dalam bahasa Inggris, istilah Critic diperuntukkan kepada orangnya, yang bahasa Belandanya Criticus.
Menurut Poerwadarminta , kritik berarti kemelut; keadaan genting. Kritik berarti kecaman, celaan, gugatan. Sedangkan menurut Seodjipto (1991), arti kata kritik adalah suatu cara atau metoda untuk membahas, menimbang, mengamati, membandingkan, memilah-milah (menyeleksi), mengulas, mengurai, menafsir, meninjau, komentar, menelaah, menilai, mengevaluasi dan mengkaji.
Lebih lanjut W.H. Hudson mengatakan bahwa istilah kritik dalam arti yang tajam adalah penghakiman (judgesment). Kritikus pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki kepandaian khusus dan mengalami pendidikan untuk menelaah suatu karya. Memeriksa kebaikan dan cacat, lalu mengatakan pendapat itu. Selanjutnya Hudson mengatakan adanya kritikan yang mengutamakan memuji dan mencari kebaikan dan ada yang mengutamakan mencari cacat melulu. 
Menurut Gayley dan Scoot dalam Liaw Yock Fang (1970), kritik adalah: mencari kesalahan (faul- finding), memuji (to praise ), menilai (to judge ), membandingkan (to compare), dan menikmati (to appreciate). Dari beberapa pandangan di atas, ternyata menunjukkan adanya perbedaan dalam mendefinisikan apa kritik itu. Namun jika dicermati lebih mendalam akan ada kesamaan, yakni: kritik adalah komentar, biasanya normatif terhadap suatu prestasi dan seluk beluk dengan tujuan apresiatif.
Oleh karea itu, kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price ) dari karya seni tersebut.

Jenis-jenis Kritik Seni

Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dijumpai beberapa jenis karya seni seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism ), kritik jurnalis (journalistic criticism ), kritik keilmuan (scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism ).
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat : bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya.

1. Kritik Populer

Kritik populer merupakan jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

2. Kritik Keilmuan

Kritik keilmuan adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

3. Kritik Jurnalis

Kritik jurnalis ialah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya

4. Kritik Kependidikan

Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

Fungsi Kritik Seni

Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.
Fungsi lain ialah menjadi dua mata yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.
Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai.
Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni
Menurut Sudarmaji (1970) melihat kritik memiliki dua fungsi, yakni:
  1. Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan
  2. Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu prestasi, serta memberikan apresiasi.

Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu:
  1. kritik instrumentalistik,
  2. kritik formalistik
  3. dan kritik ekspresivistik

1. Kritik Instrumentalistik

Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu.

350px-raden_saleh_-_diponegoro_arrest-6107868
Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh
Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.

2. Kritik Formalistik

Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.

3. Kritik Ekspresivistik

Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

Tahap dalam Kritik Seni

Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:

1. Deskripsi

Deskripsi ialah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui istilah-istilah tehnis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pekritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.

2. Analisis Formal

Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip- prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah- masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.

4. Evaluasi atau Penilaian

Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Mengkaitkan sebanyak- banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
  2. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
  3. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.
  4. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Kesimpulan

Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Kegiatan kritik berawal dari kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan berbincang-bincang tentang karya seni.
Menurut Feldman (1967) terdapat 4 (empat) jenis kritik seni, yaitu kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik populer (popular criticism), kritik pedagogik (pedagogical criticism), dan kritik akademik (scholarly criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni.
Berdasarkan titik tolak / landasan yang digunakan, dikenal beberapa bentuk kritik sebagai berikut :
  1. Kritik Formalistik, kajian kritik terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsurunsur pembentukannya.
  2. Kritik Espresivistik, menilai dan menanggapi gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman dalam sebuah karya seni.
  3. Kritik Instrumentalistik, sebuah karya seni dilihat kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi.

Kegiatan dalam Kritik Karya Seni Rupa secara umum mengikuti tahapan sebagai berikut: Deskripsi, Analisis formal, Interpretasi, dan Evaluasi atau penilaian.
Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Arus komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya. Fungsi lain ialah menjadi jalan strategis bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi.

Demikian pembahasan tentang KRITIK SENI  semoga bermanfaat. Silakan menyimak pembahasan penting yang lainnya

  • Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “sani” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalau kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakin memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka. Selengkapnya silakan simak Pengertian Seni
  • Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Pembahasan selengkapnya di Seni Rupa Islam

Juga berbagai pembahasan menarik yang lainnya. Sapalah rekan-rekan tercinta Anda dengan membagikan artikel-artikel pada Blog ini. Terimakasih atas kunjungannya.

- - Apa itu karya 3 dimensi dan contohnya?