Minggu, 24 Sep 2023
Beranda
Cari
Menu
Bagikan
Lainnya
28 Jul 2018 16:52 - 7 menit membaca

Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak

Bagikan

Pengertian Melukis

Berdasarkan arti melukiskan adalah membayangkan, maka objek yang ada di depan mata dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan, diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk dalam ingatan. Suatu contoh: misalnya, melihat kursi yang nyaman kemudian teringat kursi di rumah yang telah rusak.
Dari perpaduan bentuk ini, kita berniat menciptakan dan membayangkan kursi yang masih baik, namun dirasakan tidak nyaman diduduki. Atau melambangkan kursi yang diduduki adalah jabatan yang menjanjikan, kursi lambang kedudukan dan seterusnya.
Dan juga contoh lainnya misalnya kubayangkan wajahmu seperti bidadari dalam impianku semalam. Kata kubayangkan berarti memberikan kemungkinan mengajak seseorang untuk melamun dan meneruskan kepada hal yang hampir mirip dengan wajah yang di bayangkan.
Bentuk ungkapan ini dapat berupa gambar yang dapat dilihat mata dengan realistis (nyata) maupun tidak (abstrak) yang mementingkan ungkapan pikiran dan rasa seketika dengan spontan. Gambaran ini dapat diubah warna maupun tampilan bentuknya sesuai dengan keinginan orang yang melukiskan. Melukis adalah memvisualkan (menyatakan bentuk) bayangan dalam bentuk gambar.
maxresdefault-1309411
Lukisan Karya Anak Usia Dini

Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak

Manfaat melukis sama dengan menggambar . Proses kerja kejiwaan yang terjadi ketika anak melukis sama dengan menggambar. Oleh beberapa ahli, perbedaan melukis dan menggambar terletak pada hasilnya.
Menggambar menghasilkan dominasi goresan atau garis dalam gambarnya, sedangkan melukis menghasilkan kesan kuas yang lebih menonjolkan warna. Melukis condong dikatakan lebih ekspresif dibandingkan dengan menggambar.
Manfaat melukis bagi perkembangan anak antara lain……
  1. Melukis sebagai Media Mencurahkan Perasaan
  2. Melukis sebagai Alat Bercerita (Bahasa Visual/Bentuk)
  3. Melukis berfungsi sebagai Alat Bermain
  4. Melukis dapat Melatih Ingatan
  5. Melukis dapat Melatih Berpikir Komprehensif (Menyeluruh)
  6. Melukis sebagai Media Sublimasi Perasaan
  7. Melukis dapat Melatih Keseimbangan
  8. Melukis dapat Melatih Kreativitas Anak
  9. Melukis Mengembangkan Rasa Kesetiakawanan Sosial yang Tinggi

Peralatan dan Teknik Melukis

Peralatan Melukis

  1. Pensil
  2. Arang
  3. Pena, Spidol
  4. Ranting Pohon
  5. Potongan Papan
  6. Kuas
  7. Karet Tebal dan Karet Tipis
  8. Krayon Pastel
  9. Pup
  10. Jari Tangan

Teknik Melukis

Teknik Melukis Inkonvensional
Pada prinsipnya melukis inkonvensional merupakan cara berkreasi menggunakan peralatan dan teknik yang tidak biasa. Cara kerjanya seperti eksperimentasi (percobaan). Cara ini juga disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak dapat menginterpretasi bermacam-macam teknik dan mencoba dan menggabungkan sendiri.
Yang termasuk Teknik Melukis Inkonvensional
  1. Teknik Tutup
  2. Teknik Campur Warna Kering dan Warna Basah
  3. Melukis dengan Teknik Gesek Benang
  4. Melukis dengan Teknik Ikat-Celup
  5. Melukis dan Menempel
  6. Melukis dengan Kibasan Warna Cat Air

Gagasan Melukis bagi Anak Usia Dini

Prinsip Memotivasi A Usia Dini Untuk Melukis
Kegiatan melukis bagi seseorang umumnya dapat dilakukan melalui 3 tahapan,yaitu:
(a) Eksplorasi : mencari ide dengan berbagai cara, berdasarkan referensi atau buku. Buku yang dibaca harus anda pahami isi dan maknanya kemudian bayangkan isi buku tersebut, dan akhirnya wujudkanlah menjadi karya lukis.
(b) Eksperimentasi : tahap mencoba untuk mencari pengalaman, cara yang ditempuh bermacam-macam:
  • Mencoba alat yang paling disukai, kemudian mencoba berkarya tanpa merasa takut jika terdapat kesalahan.
  • Mencoba mengubah bentuk dari bentuk realistic menuju abstrak, demikian juga sebaliknya. Bentuk-bentuk tersebut kemudian dibuat menjadi fungsi baru atau yang berbeda dari pada yang lain.
  • Mencoba membuat eksperimen bahan atau medium berkarya. Biasanya terdapat medium konvensional seperti kertas dan kanvas.

(c) Kreasi/Mencipta : Anak harus diberi banyak motivasi oleh pendidik sebagai jalan membuka ide dan pikiran yang baru untuk mencipta. Sesuai dengan teori motivasi. Kata motivasi memiliki 3 bentuk dasar,yaitu:
1. Motivasi Artistik : dorongan menggambar karena melihat sesuatu objek yang indah, sehingga tampak dalam gambar berupa tata susunan yang artistik.
2. Motivasi Penalaran : dorongan berkarya seni dari pandangan objek yang mempunyai struktur menarik, sehingga anak berkeinginan menggambar.
3. Motivasi Imajinasi : dorongan menggambar dari imajinasi anak. Anak membayangkan sesuatu, mungkin cita-cita atau bentuk yang lain hingga terwujud lukisan.
Bentuk motivasi adalah internal dan eksternal. Motivasi internal adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan perasaan anak. Hal ini sangat dibutuhkan karena dorongan internal ini akan menumbuhkan alam pikiran yang imajinatif serta memberikan dorongan untuk menyeimbangkan pikiran dan perasaan.
Kegiatan ekspresi dengan melukis dapat ditumbuhkan dengan jalan memotivasi anak sedini mungkin, yaitu dengan memberikan gagasan baru. Sebenarnya anak telah mempunyai gagasan sebelum diberi motivasi. Namun, karena terdapat kesenjangan antara persepsi dengan gagasan maka gagasan sering tak muncul.
Kekaburan persepsi tersebut dapat disentuh dengan berbagai cara, misalnya melalui sentuhan cerita ataupun gambar yang diberikan kepada anak untuk ditebak maknanya. Sentuhan tersebut juga dapat muncul melalui suara-suara yang menjadikan ingatan serta gambaran yang akan datang muncul, bisa berupa suara halus maupun suara kasar.
Misalnya memperdengarkan suara musik dan suara hewan tertentu yang dapat mengundang ingatan dan asosiasi anak untuk berimajinasi bentuk berdasarkan suara.

Model Pemberian Motivasi Melukis

Agar pendidik dapat memotivasi anak usia dini untuk melukis, pendidik dapat melakukan model-model berikut.
a. Melukis Cerita
Cerita merupakan wacana yang paling disukai oleh anak, terutama di masa pertumbuhan untuk pengenalan dirinya. Cerita yang diberikan kepada anak dapat disesuaikan dan dikondisikan kepadanya seiring dengan perkembangan pikiran dan daya emosinya.
Anak usia 2 tahun senang melihat dan mencoba menghafal situasi sekitarnya, sehingga cerita tentang situasi sekitarnya dapat dipersonifikasikan. Beberapa pendidik mengartikan belajar melukis hanya peningkatan teknik membuat bentuk serta pewarnaannya.
Anak pada usia perkembangan, yaitu anak pada usia 2 tahun termasuk usia yang sensitive karena sedang mengalami usia perkembangan kosakata dan pengetahuannya. Mereka memparkaya pengetehuan dengan bertanya kepada siapa saja dan yang paling kuat pengaruhnya adalah orang terdekat.
b. Melukis dengan Berdiskusi Terlebih Dahulu
Anak harus berdiskusi dengan pendidik atau pendampingnya tentang objek yang akan dilukis. Setelah mengetahui tugas yang diberikan, tugas tersebut ditanyakan kepada anak lain, untuk mengetahui kejelasannya. Selajutnya anak dapat melanjutkan tugas melukisnya.
c. Objek dan Isi Lukisan
Sebelum melukis, pendidik memberi gambaran atau lukisan yang realistik. Lalu anak diminta mengamati dan member komentar atau lukisan yang diperlihatkan pendidik. Setelah itu anak-anak baru diminta untuk melukis apa yang telah dilihatnya.
d. Melukis Lagu
Guru mengajarkan anak untuk bernyanyi “bintang kecil”. Setelah selesai bernyanyi, pendidik dapat meneruskan dengan bercerita pada anak-anak tentang angkasa yang berisi planet serta dapat pula digunakan untuk pesawat terbang.
e. Melukis Puisi
Prosedur melukis puisi sama dengan melukis nyanyian. Puisi yang ditampilkan merupakan sentuhan yang dapat memotivasi anak untuk berkarya. Puisi tersebut dapat diciptakan oleh anak atau dibuat oleh pendidik. Selanjutnya anak disuruh mengomentarinya.
f. Melukis Gerakan dan Tarian
Sebelum memulai melukis,ajak anak-anak untuk memperhatikan suatu tarian yang di peragakan didepan kelas, kemudian arahkan anak-anak agar dapat memberikan komentar pada tarian tersebut.
g. Melukis Kesedihan dan Kesenangan
Untuk model melukis kesedihan dan kesenangan, sebelum memulai melukis, ajak anak-anak merenungkan hal-hal yang telah membuat hati mereka sedih atau senang. Atau, adakan kegiatan tanya jawab dengan anak-anak tentang hal-hal yang dapat membuat mereka bersedih hati atau sebaliknya

Kesimpulan

Pada prinsipnya kegiatan menggambar dan melukis yang dilakukan oleh anak merupakan kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada orang lain. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda disekitarnya.
Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak, maka pendidikan atau orangtua anak perlu segera mendidik dan membimbingnya. Rasa seni ini akan dipelihara sehingga mampu mewujudkan keindahan. Untuk melihat keindahan yang dihasilkan anak secara sederhana dapat dilihat pada cara memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saran

Bagi anak normal, ketika melihat suatu gambar maka terjadi proses berpikir, dalam cita-rasa dan angan-angannya akan tumbuh terus. Pada saat ini gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru.
Kegiatan anak yang dianggap orang tua membahayakan, kemungkinan akan dilarang dan dihentikan justru ketika anak sedang melakukan pengembangan imajinasinya. Kita sebagai Guru dan Orangtua diharapkan mampu mengikuti dan menjalurkan keinginan anak.
Demikian pembahasan tentang Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak, semoga bermanfaat.
Silakan menyimak pembahasan atau tutorial menggambar yang lainnya…..
Dan materi asyik lainnya. Terimakasih atas kunjungan Anda.
- - Apa itu karya 3 dimensi dan contohnya?