Jumat, 22 Sep 2023
Beranda
Cari
Menu
Bagikan
Lainnya
24 Agu 2018 19:29 - 9 menit membaca

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Dengan Menggambar

Bagikan
Pendidikan anak dimulai sejak lahir sampai akhir hayat, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan formal yang dimulai dengan pendidikan anak usia dini,  dimasa inilah pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun syaraf berkembang pesat yang disebut dengan masa golden age. Pendidikan anak usia dini merupakan awal mula perkembangan fisik, motorik, kognitif, moral, sosial, emosi, dan kreativitas anak.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup sulit namun menyenangkan bagi anak, karena kesiapan anak dalam melaui masa transisi yang  berbeda-beda, hal ini juga dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga pengasuh si anak itu sendiri, dimana dukungan orang tua dalam membimbing anak secara informal sangat dibutuhkan untuk mendukung bimbingan yang diperoleh anak dari pendidikan prasekolah sebagai sektor formal.
Salah satu jenis lembaga pendidikan anak prasekolah yang telah dikenal di Indonesia ialah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Tujuan pendidikan prasekolah seperti TK adalah untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap kebutuhan fisik dan pertumbuhannya, serta meningkatkan kemampuan intelektual dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Akan tetapi fakta yang berkembang di kebanyakan lembaga terjadi keterlambatan pembelajarannya  dan tidak sesuai dengan tahap dan usianya.
Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Tak dapat dipungkiri lagi kesejahteraan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangsih yang kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya.
Setiap orang memiliki sebuah kreativitas yang berbeda-beda dan dapat dikembangkan pendidikan yang tepat. Di dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas hendaknya dimulai saat anak usia dini,  karena rangsangan yang diberikan sangat cepat ditangkap, kreativitas sangat perlu dikembangkan dan ditingkatkan sampai dewasa.
Tujuan pendidikan pada umumnya menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Sehingga anak dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Anak yang memiliki bakat dapat menciptakan ide-ide dan hasil karya yang baru, maka selalu pendidik harus mampu membina, serta meningkatkan bakat tersebut.
Fakta yang berkembang di Indonesia dan khususnya di pemukiman saya tinggal, anak kurang bisa mengembangkan kreativitasnya karena kesibukan kedua orang tua bekerja sehingga anak hanya dirawat oleh pengasuh atau kakek dan neneknya, dan itu berakibat yang kurang baik pada anak, karena kedua orang tua adalah guru yang paling baik untuk anak, sehingga apa yang telah diajarkan oleh guru di sekolah tidak bisa berkembang optimal di rumah.
Berdasarkan pengalaman penulis tentang kreativitas, anak belum berkembang secara optimal karena kurangnya bimbingan dari orang tua. Sehingga apa yang telah diajarkan oleh guru di sekolah tidak berkembang optimal. berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik memberikan solusi untuk permasalahan  meningkatkan kreativitas anak dengan cara metode menggambar.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik membahas tema tentang “Meningkatkan Kreativitas Anak  Usia Dini Dengan Menggambar ”.
Kreativitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak prasekolah yang selalu berusaha menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya.
Kreativitas pada anak Taman Kanak-kanak (TK) ditampilkan dalam berbagai bentuk, baik dalam membuat gambar, yang disukainya maupun dalam cerita atau dalam bermain peran, seperti berpura-pura jadi ibu atau ayah ataupun menampilkan berbagai gerakan berkaitan dengan aktivitas motorik yang dilakukannya, seperti menunjukkan gerakan tari atau silat, seperti apa yang terjadi pada ilustrasi di atas.
Supriadi (dalam Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, 2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Menurut Hurlock (dalam Ahmad Susanto, 2011), kreativitas ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah dalam bentuk gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan  yang baru.
Adapun Semiawan (dalam Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, 2010) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Sementara itu Chaplin (dalam Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, 2010), mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam permesinan, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan  suatu masalah.

Guru sebagai salah satu lingkungan yang dapat menunjang kreativitas berperan sebagai model, fasilitator, mediator, dan inspiratory bagi anak dalam usaha memunculkan perilaku kreatif. Untuk itu, guru harus memiliki tanggung jawab dan: 
  1. kemampuan menerima keunikan individu
  2. bersedia menerima cara pandang anak 
  3. kemampuan menyediakan program-program yang menantang anak bereksplorasi.
Berdasarkan analisis faktor, Guilford (dalam Ahmad Susanto:2011) mengemukakan bahwa ada lima sifat dan ciri kemampuan berpikir kreatif. yaitu  sebagai berikut: 
  1. Fluency  (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan  suatu masalah.
  2. Flexibility  (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di  luar kategori yang biasa.
  3. Originality  (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar biasa.
  4. Elaboration  (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
  5. Sensitivity  (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Sedangkan mengenai ciri kepribadian yang dikemukakan Supriadi (dalam Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, 2010) adalah sebagai berikut: 
  1. Terbuka terhadap pengalaman baru. 
  2. Fleksibel dalam berpikit dan merespons.
  3. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.
  4. Menghargai fantasi.
  5. Tertarik pada kegiatan kreatif.
  6. Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
  7. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
  8. Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
  9. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
  10. Percaya diri dan mandiri.
  11. Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas.
  12. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.
  13. Karya akan inisiatif.
  14. Tekun dan tidak mudah bosan.
  15. Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu.
  16. Peka terhadap suatu lingkungan.
  17. Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.
  18. Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistis, dan mengandung teka-teki.
  19. Memiliki gagasan yang orisinal.
  20. Mempunyai minat yang luas.
  21. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pngembangan diri.
  22. Kritis terhadap pendapat orang lain.
  23. Senang mengajukan pertanyaan yang baik.
Ada 4 alasan mengapa Kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak, diantaranya berikut ini.

  1. Dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya.  
  2. Dengan kemampuan berpikir kreatif dimungkinkan dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu masalah.
  3. Dengan bersibuk diri dengan kreatif akan memberikan kepuasan kepada individu tersebut.
  4. Dengan kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Berdasarkan alasan di atas maka tujuan pengembangan kreativitas anak adalah sebagai berikut:

  1. Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya.
  2. Mengenalkan cara dalam menemukan alternative pemecahan masalah.
  3. Memebuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan tigkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.
  4. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
  5. Membuat anak kreatif.

Memiliki kesadaran etika-moral dan estetik yang tinggi Pelaksanaan pengembangan kreativitas kreativitas pada anak merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menunjang untuk mengembangkan beberapa aspek perkembangan anak. Hal ini dapat dilihat pada fungsi pengembangan kreativitas pada anak TK adalah sebagai berikut:

  • Pertama,  fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan kognitif anak. Melalui pengembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri.
  • Kedua, fungsi pengembangan kreativitasterhadap kesehatan jiwa. Pengembagan kreativitas mempunyai nilai terapis karena dalam kegiatan berekspresi itu anak dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang dapat menyebabkan ketegangan-ketegangan pada dirinya, seperti perasaan sedih, kecewa, khawatir, takut, dan lainlain yang mungkin tidak dapat dikatakannya. Apabila perasaan itu tidak disalurkan maka anak akan hidup dalam ketegangan-ketegangan sehingga jiwanya akan tertekan.
  • Ketiga, fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan estetika. Di samping kegiatan-kegiatan berekspresi yang sifatnya mencipta, anak dibiasakan dan dilatih untuk menghayati bermacam-macam keindahan seperti keindahan alam, lukisan, tarian, musik dan sebagainya. Dengan kegiatan tersebut maka anak akan senantiasa meyerap pengaruh indah yang didengar, dilihat dan dihayatinya.

Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :

  1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi). Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri  tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
  2. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan. Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.
  3. Menggambar berdasarkan imajinasi. Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model.
kreatifitas-7479190
Gambar Pemandangan Pantai Karya Anak Usia Dini

Menurut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada.
Setelah ditelusuri ternyata kreativitas itu timbul karena timbul rasa ketertarikan, keberanian, dan percaya diri untuk melakukan hal. Semua itu akan terwujud apabila lingkungan sekitar selalu memberikan rasa nyaman, dukungan, motivasi, semangat, pujian, apresiasi kepada anak, agar anak selalu senang.
Di sini peran orang tua sangatlah penting untuk mengembangkan kreativitas seorang anak agar otak mereka berjalan seimbang, karena sebenarnya semua anak sudah memiliki kreativitas tergantung bagaimana cara mengasah dan mengembangkannya, setelah guru di sekolah mengarahkan orang tua  di rumah harus bisa mengembangkan kreativitas salah satunya dengan cara menggambar rutin dan tidak melarang mereka melakukan aktivitas itu, serta memberikan waktu luang untuk mereka bermain.

Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan dalam adalah sebagai berikut:
  • Orang tua harus lebih disiplin dalam mengawasi anak ketika belajar, dan melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan anak dalam berfikir kreatif seperti dengan metode menggambar yang akan mengasah motorik halus anak.; dan
  • Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan peningkatan kreativitas anak melalui metode dan media pembelajaran yang lain.
Demikian pembahasan sederhana tentang Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Dengan Menggambar, semoga bermanfaat. Dan silakan menikmati pembahasan menarik yang lainnya…

Juga tema penting lainnya. Terimakasih atas kunjungan Anda.

- - Apa itu karya 3 dimensi dan contohnya?