Di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini diperlukan generasi muda yang kreatif dan inovatif. Untuk menghadapi persaingan di dunia luar tidak hanya mengandalkan kepandaian saja. Anak perlu dilatih sejak dini untuk mengembangkan potensi dan kreatifitasnya. Pembinaan kreatifitas anak dapat dilatih melalalui berbagai macam cara, pelajaran menggambar adalah salah satunya.
Mata pelajaran menggambar adalah salah satu mata pelajaran yang berperan strategis untuk mengembangkan kreatifitas anak. Karena mempelajari ketrampilan dan kesenian sama halnya dengan melatih pola pikir anak agar kreatif, inovatif, dan responsive dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Pelajaran menggambar juga tidak hanya berperan dalam mengolah kesiapan dan kemampuan dasar anak dalam belajar, meningkatkan kecerdasan emosi anak, tetapi juga penting untuk melatih anak mengembangkan potensi, ekspresi dan kreativitasnya.
 |
Ilustrasi suasana belajar yang membosankan |
Meskipun dinilai penting bagi perkembangan anak, namun pelajaran menggambar sering diabaikan. Dewasa ini orang tua lebih menuntut anak untuk memiliki nilai akademik yang tinggi tanpa memperhatikan kreatifitas anak. Anak menjadi pasif dan tidak tertarik dengan pelajaran menggambar.
Anak jaman sekarang lebih cenderung berlomba-lomba untuk mengejar nilai akademik dengan mengikuti berbagai les privat, tanpa memperhatikan pentingnya kreatifitas. Bahkan nilai yang dicapai untuk mata pelajaran menggambar masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70.
Hal itu antara lain terjadi karena dalam penyampaian pelajaran menggambar hanya menggunakan metode ceramah yang mungkin dianggap para guru sebagai metode yang paling praktis, mudah dan efisien dilaksanakan tanpa perlu persiapan.
Mengajar yang menggunakan metode ceramah terbukti cukup membosankan bagi kebanyakan siswa. Seringnya guru mengganti pelajaran menggambar dengan pelajaran lain menimbulkan persepsi pada diri siswa yang menganggap pelajaran menggambar tidak penting.
Apersepsi yang kurang menarik menjadikan siswa tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan di depan kelas. Keterbatasan fasilitas dan peralatan menggambar menyebabkan siwa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Beginilah yang terjadi di kebanyakan sekolah. Pembelajarannya masih tradisional dimana siswa hanya menerima informasi secara pasif dan pembelajarannya tidak memperhatikan pengalaman siswa.
Oleh karena itu hendaknya berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pelajaran menggambar terus ditingkatkan. Upaya ini antara lain dengan menggunakan pendekatan yang tepat, strategi yang tepat, guru yang kreatif, inovatif, sabar, serius, ulet dan mempunyai semangat dedikasi yang tinggi dalam menghadapi dinamika siswa.
Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa. Jika kreatifitas siswa tidak ditingkatkan, siswa tidak akan kreatif dalam menggambar.
 |
Suasana belajar menggambar yang menyenangkan |
Pembelajaran menggambar yang dilakukan oleh guru sebaiknya dengan pendekatan yang mendorong siswa untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri. Untuk mewujudkan hal itu salah satu caranya adalah dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning-TCl)
Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistic yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dalam konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, social, ekonomi maupun kultur. Sehingga peserta didik memperoleh illmu pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang lainnya.
Deskripsi di atas belum cukup memaparkan berbagai persoalan di balik rendahnya nilai mata pelajaran menggambar, bahkan berbagai persepsi mengenai mata pelajaran tersebut menyebabkan siswa pasif dan mengabaikan pelajaran ini. Sehubungan dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti peningkatan kreatifitas menggambar melalui pembelajaran contextual teaching and learning .
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
Hasil belajar siswa rendah. Belum tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan pemerintah. Adanya anggapan siswa pelajaran menggambar adalah pelajaran yang tidak peniting, menjemukan dan membosankan sehingga hasil pelajaran menggambar rendah. Banyaknya guru yang menyampaikan pelajaran menggambar hanya menggunakan metode ceramah. Banyaknya guru yang belum menggunakan media atau alat peraga dan strategi yang tepat dalam pelajaran menggambar agar siswa lebih termotivasi.
Yang dimaksud menggambar di sini adalah ketrampilan siswa dalam menggambar bebas dengan media lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan siswa mengalami perubahan yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching ad Learning-CTL) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pendekatan kontekstual dapat memberi manfaat baik bersifat praktis maupun teoritis.
Manfaat teoritis : Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran menggambar. Secara khusus memberikan konstribusi pada strategi pembelajaran menggambar sehingga proses belajarnya cenderung dinamis, yaitu pengembangan proses eksplorasi dan kreatifitas.
Manfaat praktis : Bagi siswa. Meningkatkan ketrampilan dan kreatifitas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan potensi diri secara optimal.
Bagi guru : mendapat ketrampilan baru melaksanakan CTL untuk meningkatkan kreatifitas menggambar.
Bagi sekolah :Memberikan masukan bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah sehingga sekolah makin mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Silakan membaca pembahasan selanjutnya…………..