Pembahasan berikut merupakan bahasan secara khusus mengenai metode-metode khusus dalam mengajar pendidikan seni rupa di sekolah, yaitu: metode Ekspresi Bebas, metode Kerja Cipta, metode Demonstrasi-Eksperimen, metode Mencontoh, metode Stick figur, metode Global, dan metode Kerja Kelompok.
Metode Ekspresi Bebas
Metode Ekspresi Bebas identik dengan metode Ekspresi-Kreatif (Jefferson, 1980) atau Metode Kerja Cipta (Tambrin, 1991: 46). Jenis metode ini merupakan bentuk lain dari metode menggambar bebas yang disarankan oleh A.J Suharjo. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi (free expression). Dengan cara ini guru menjauhkan diri dari campur tangannya terhadap aktivitas yang dilakukan siswanya.
Atas dasar tesebut metode ini sering dinamakan Metode Ekspresi-Kreatif. Proses pelaksanaan metode ini berjalan secara informal dalam dunia persekolahan. Kehadiran guru memiliki peranan sangat kecil bahkan hampir-hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat berarti bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar, namun bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, kondisi ini dapat disalahgunakan untuk bermain-main. Kini mulai banyak dilakukan di sanggar-sanggar melukis.
 |
Menggambar Motif; Sebagai contoh yang bisa diaplikasikan pada pembelajaran seni rupa dengan metode Ekspresi Bebas |
Di sisi lain perlu disadari hakekat pendidikan yaitu “mengubah, membiasakan dan mengarahkan” perilaku anak ke arah yang positif. Untuk itu tentunya dalam sistem pendidikan memerlukan sejumlah alat yang mengatur kegiatan tersebut. Guru harus senantiasa menegakkan kebebasan yang bertanggung jawab.
Metode kerja cipta cipta dapat diterapkan dalam kegiatan menggambar motif / dekorasi, mendisain benda-benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya sebaiknya siswa ditunjang oleh keterampilan-keterampilan dasar dan menengah, karena keterampilan mencipta merupakan tingkat keterampilan lanjut yang matang (complex adaptive skill).
Metode Demonstrasi-eksperimen.
Demonstrasi adalah kegiatan guru/instruktur memperagakan proses pembuatan suatu benda kerajinan. Misalnya cara memahat. Guru memperlihatkan cara memegang pahat, cara membuat pahatan lurus dan lengkung pada kayu, cara finishing, dan sebagainya dengan murid memperhatikan.
 |
Cara Memegang Pahat |
Eksperimen adalah siswa mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses pengerjaan yang didemonstrasikan oleh guru. Prinsip belajar metode ini adalah: dengar/lihat, kerjakan dan periksa.
Metode Mencontoh
Metode mencontoh merupakan metode tertua terutama dalam seni kerajinan, misalnya menggambar meja dan kursi (Furniture). Tiga abad sebelum tarikh Masehi, di Yunani telah dipergunakan metode ini. Hingga sekarang keahadiran metode ini masih tetap populer dalam lapangan pendidikan sebagai mertode untuk menyampaikan berbagai jenis kegiatan kesenirupaan terutama jenis kegiatan motorik.
 |
Menggambar Furniture |
Metode ini banyak dilakukan di pusat-pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Para cantrik (pemagang) biasanya dilatih para empu (guru) untuk meniru hasil karya gurunya. Semakin mendekati kualitas kerja gurunya, semakin berhasil para cantrik itu di dalam belajarnya. Dalam kursus-kursus melukispun masih dijumpai penerapkan cara ini. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat dilakukan.
Metode Stick Figure
Menurut Amir Hamzah Sulaiman, menyebutkan istilah metode ini adalah metode tongkat. Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambarkan adegan gerak (action) manusia atau binatang. Sesuai dengan namanya, metode ini merupakan penyederhanaan bentuk atau wujud manusia atau binatang menjadi tongkat atau garis patah-patah sesuai dengan lekukan atau patahan pada persendian manusia atau binatang.
 |
Metode Stick Figure |
Ketika kita menjelaskan pemasalahan yang memerlukan sketsa dengan metode tongkat ini, kita perlu menguasai dan mengenal bentuk dan kaidah anatomis binatang atau manusia. Pada bagaian mana yang dapat terjadi perubahan gerak. Tentunya untuk mencapai hal itu kita perlu sering berlatih.
Metode Global
Metode global pada pendidikan seni rupa biasanya digunakan pada awal belajar menggambar bentuk. Tujuan utama pengunaan metode ini adalah agar anak dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan (Garha, 1992). Secara teknis penggunaan metode global ini dibagi dua, yaitu metode global dengan teknik silhuet dengan metode global dengan teknik kontur.
 |
Menggambar dengan metode global jenis Silhuet |
Metode global jenis silhuet ditinjau secara teknis dan psikilogis dipandang lebih mudah dari metode global dengan teknik kontur karena anak diminta untuk menangkap benda secara keseluruhan dengan mengabaikan bagian-bagian detailnya. Metode global ini nampaknya cocok bagi siwa kelas yang sedang belajar pada tahap-tahap awal (kelas bawah).
Metode global jenis kontur lebih cocok bagi siswa, mahasiswa atau ahli gambar teknik yang sudah memiliki kemampuan motorik. Secara teknis metode ini penggambar dituntut untuk menangkap benda serara global dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar (geometris) yang dibuat dengan goresan garis. Selanjutnya gambar yang sederhana itu kemudian dikembangakan untuk disempurnakan menjadi bentuk benda yang kompleks (detail)
Metode Kerja Kelompok
Jika metode ekspresi bebas atau kerja cipta pada bagian depan membahas kaitannya dengan aktivitas individual, maka metode kerja kelompok menekankan pada aspek sosial. Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu:
a). Metode Group Work (Kerja Kelompok Jenis Paduan). Dalam kegiatan ini para siswa bekerjasama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar besar yang sebelumnya telah dirancang oleh seorang temannya yang bertindak sebagai ketua kelompok sekaligus sebagai desainer. Dalam metode jenis ini jumlah anggota biasa genap atau ganjil.
 |
Suasana Metode Kerja Kelompok |
b). Metode Collective Painting (Kerja Kelompok Jenis Kumpulan). Perbedaaan antara metode kerja kelompok jenis paduan dengan jenis kumpulan adalah jumlah anggota harus genap dan pembagian tugas-tugas anggota kelompoknya
Demikian pembahasan tentang Metode Pembelajaran Seni Rupa Di Sekolah, semoga bermanfaat. Jangan lewatkan pembahasan menarik yang lainnya :
- Pendekatan pembelajaran pendidikan seni rupa digunakan sebagai penentu hubungan antara manipulasi pembelajaran dengan kinerja atau hasil pembelajaran. Penjelasan selengkapnya silakan membaca Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa
- Materi Dan Media Pendidikan Seni Rupa Untuk Anak Sekolah Dasar (SD) antara lain : Menggambar/Melukis, Membentuk, Menempel, Mencetak, Menggunting-Melipat-Menempel (3M), Dekorasi, Merakit dan Membangun, Menjiplak, Kolase, Finger Painting (Lukisan Jari), Lukis Tempel/Gambar Tekstur, Merangkai/Memasang, Menghias, Mencelup, Meronce, Mencungkil, Menganyam, Membatik, Memilin, dan Karya kerajinan. Selengkapnya silakan simak Materi & Media Pendidikan Seni Rupa Untuk SD
Dan masih banyak lagi pembahasan menarik lainnya. Terimakasih atas kunjungan Anda.