Permukaan bumi dengan segala isinya merupakan planet yang terlalu luas untuk dapat dijelajahi. Manusia beserta mahluk hidup lainnya, sungai, laut, daratan, gunung, lembah, kota, negara, adalah berbagai fenomena alam dan budaya yang tersebar di permukaan bumi. Semua hasil ciptaan-Nya tersebut adalah semata-mata untuk manusia, sehingga manusia penting untuk mengetahui, memanfaatkan dan memeliharanya.
Walau demikian, kita memiliki keterbatasan untuk dapat mengetahui semua informasi yang tersebar di berbagai belahan bumi ini. Kita hanya dapat mengenal keadaan dan rupa dari permukaan bumi sejauh batas pandangannya mengijinkan. Karena itu, agar pola dari seluruh atau sebagian permukaaan bumi dapat ditangkap dalam sekali pandangan maka dibuatlah bumi yang digambarkan dalam bentuk peta, atlas, dan globe.
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan wujud lain dari peta, seperti atlas dan globe. Baik atlas maupun globe memiliki fungsi yang sama dengan peta yaitu untuk menginformasikan bumi, hanya disuguhkan dalam bentuk yang berbeda dengan peta.
Kapan peta mulai ada dan digunakan manusia? Jawabannya adalah sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”.
Istilah peta dalam bahasa Inggris disebut map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Peta dapat diartikan sebagai gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diperkecil pada sebuah bidang datar atau diproyeksikan dalam dua dimensi dengan metode dan perbandingan tertentu.
Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk wilayah beserta kenampakan alam atau budaya, misalnya; sungai, gunung, danau, rawa-rawa, laut, batas wilayah, perkampungan, kota, jalan raya dan lain-lain).
Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta adalah gambar, akan tetapi tidak semua gambar adalah peta. Tentunya Anda dapat mengetahui apa yang membedakannya. Penggunaan skala pada peta merupakan perbandingan antara bidang gambar dengan permukaan bumi sebenarnya.
Permukaan bumi tidak mungkin digambar sesuai aslinya, sehingga harus diperkecil dengan perbandingan tertentu. Karena peta sebagai gambaran permukaan bumi pada sebuah bidang datar, sedangkan bumi merupakan benda berbentuk bola, maka untuk membuat peta baik sebagian maupun seluruh permukaan bumi harus menggunakan teknik proyeksi tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dan teknik pembuatan peta disebut Kartografi.
Peta yang dapat anda temukan sangat benyak jenisnya, tergantung pada tujuan pembuatan peta, jenis simbol dan skala yang digunakan, atau kecenderungan penonjolan bentuk fenomena yang akan digambarkan. Dari sekian banyak jenis peta, pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu berdasarkan isi peta dan skala peta.
A. Menurut Isi Peta
1) Peta umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi. Penampakan tersebut dapat bersifat alamiah misalnya sungai, maupun yang bersifat budaya atau buatan manusia, misalnya jalan raya. Termasuk ke dalam jenis peta umum adalah:
- Peta Dunia, menyajikan informasi tentang bentuk dan letak wilayah setiap negara di dunia.
- Peta Korografi, menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil, seperti atlas.
- Peta Topografi, menyajikan informasi tentang permukaan bumi dan reliefnya, ditambah penampakan lain seperti pengairan, fisik dan budaya untuk melengkapinya.
 |
Gambar contoh peta umum Provinsi Jawa Barat |
 |
Gambar contoh peta Topografi |
2) Peta khusus
Peta khusus atau peta tematik yaitu peta yang menggambarkan atau menyajikan informasipenampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Termasuk pada jenis peta tematik, antara lain:
- (1) Peta Iklim, menyajikan tema iklim dengan menggunakan simbol warna.
- (2) Peta Sumberdaya Alam di Indonesia, menyajikan tema potensi sumberdaya alam yang ada di Indonesia dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan jenis-jenis sumbedaya alam.
- (3) Peta Tata Guna Lahan, menyajikan tema pola pegunungan lahan suatu wilayah dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan lahan pertanian, kawasan industri, pemukiman, dan lain-lain.
- (4) Peta Persebaran Penduduk Dunia, menyajikan tema perbedaan kepadatan penduduk di dunia dengan menggunakan simbol titik atau lingkaran (makin banyak dan padat jumlah titik di suatu wilayah maka makin padat penduduknya).
- (5) Peta Geologi, menyajikan tema jenis-jenis batuan dengan menggunakan simbol-simbol warna, dimana setiap warna menunjukkan jenis batuan tertentu.
 |
Gambar contoh Peta Geologi |
B. Menurut Skala Peta
Skala peta juga dibuat bermacam-macam tergantung pada tujuan dan kebutuhannya. Berdasarkan skalanya peta dikelompokkan menjadi:
- 1) Peta Kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta Hak Milik Tanah.
- 2) Peta skala Besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta Topografi
- 3) Peta Skala Sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta Kabupaten Per provinsi.
- 4) Peta Skala Kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 11.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
- 5) Peta Geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan Peta Dunia.
Selain jenisnya, kita juga dapat mengenal peta dari bentuknya. Bentuk peta adalah tampilan yang disajikan oleh peta. Secara umum, kita dapat membedakan peta menjadi 2 bentuk, yaitu:
- 1) Peta 2 dimensi. Peta ini disebut juga peta datar, yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar, misalnya pada kertas. Unsur ruang yang dapat dilihat pada peta datar adalah panjang dan lebar. Untuk menunjukkan bentuk permukaan bumi umumnya digambarkan dengan perbedaan simbol warna atau simbol angka misalnya untuk menunjukkan ketingian. Contoh: peta administrasi.
- 2) Peta 3 dimensi. Peta ini disebut juga peta relief, yaitu peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi sebenarnya. Pada peta relief, selain unsur ruang berupa panjang dan lebar disajikan pula unsur ketinggian. Dengan kata lain, pada peta relief kita dapat melihat relief muka bumi dengan jelas. Contohnya, maket.
Tidak semua peta memiliki keakuratan yang tinggi, hal ini sangat tergantung pada cara pembuatannya. Dengan demikian, jenis peta dapat juga dilihat dari keakuratan (ketepatan) informasi yang ditampilkan. Berdasarkan cara pembuatannya, dikenal peta hasil terrestrial dan peta hasil penginderaan jauh (peta foto udara dan citra satelit).
- 1) Peta terrestrial. Peta ini digambar berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Cara ini masih bersifat konvensional yang sudah dimulai sejak manusia mampu melakukan perjalanan kemudian digambarkan dalam bentuk peta sederhana dengan tingkat akurasi yang rendah. Pembuatan peta terrestrial untuk wilayah yang luas membutuhkan waktu sangat lama, karena manusia tidak mungkin mampu menggambarkan wilayah yang luas (misalnya; pulau, Negara, benua).
- 2) Peta hasil penginderaan jauh. Peta penginderaan jauh digambar berdasarkan hasil rekayasa dari foto udara atau foto satelit. Hasil rekaman kamera atau sensor yang dibawa oleh pesawat terbang dan satelit diolah terlebih dahulu sebelum diterjemahkan menjadi peta. Membuat foto udara atau citra satelit diperlukan biaya sangat mahal, tetapi peta hasil penginderaan jauh memiliki keunggulan dibandingkan peta hasil pengukuran terrestrial, karena penyajian informasi geografisnya lebih lengkap, dibuat dalam waktu relatif singkat, dan dapat menggambar perubahan kenampakan tertentu di permukaan bumi.
 |
Gambar contoh Foto Udara |
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen- komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta adalah:
1) Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut, contohnya Peta Persebaran Penduduk Kota Bandung. Judul peta merupakan komponen yang sangat penting karena biasanya pengguna sebelum membaca isi peta terlebih dahulu membaca judulnya. Judul peta hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan isinya. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta walaupun dapat juga diletakkan di bagian lain, asalkan tidak mengganggu ketampakkan dari keseluruhan peta.
2) Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Skala peta dibuat dengan menggunakan rumus berikut :
Skala peta = Jarak objek di peta : Jarak objek di muka bumi
Apabila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1:5.000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan ketampakan secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1000.000.
 |
Gambar Skala Peta |
Contoh:
- Skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian di peta sama dengan 500.000 jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm (5 km) jarak sebenarnya di permukaan bumi.
3) Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu ketampakan peta secara keseluruhan.
 |
Gambar contoh legenda/ keterangan pada peta |
4) Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi pada peta untuk menunjukkan arah mata angin sehingga menghindari kekeliruan pada penggunanya. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asal tidak mengganggu ketampakan peta.
 |
Gambar tanda arah mata angin pada peta |
5) Simbol dan Warna
Agar peta dapat lebih informatif maka perlu diperhatikan penggunaan simbol dan warna dalam pembuatannya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan.
 |
Skema penggunaan simbol dan warna dalam pembuatan peta |
Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat agar dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Simbol-simbol peta adalah sebagai berikut:
(1) Simbol peta berdasarkan bentuknya.
Bentuk-bentuk simbol yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.
❤ (a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, contohnya simbol kota.
 |
Gambar contoh simbol titik |
(b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya simbol sungai.
 |
Gambar contoh simbol garis |
(c) Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan ketampakan area misalnya simbol danau.
 |
Gambar contoh simbol luasan (area) |
Selain simbol-simbol tersebut, dalam peta juga seering ditemukan simbol lain seperti simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak; simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga lainnya/nilai lainnya; simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase; simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume),makin besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil bola berarti isi (volume) makin kecil.
(2) Simbol peta berdasarkan sifatnya
Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
- (1) Simbol yang bersifat kualitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang di gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
 |
Gambar simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B dan C saja |
- (2) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
 |
Gambar simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan yang makin tinggi dari C, B dan A |
Keterangan gambar:
- Peta ini menggambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan B dan C.
(3) Simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentuk-bentuk budaya manusia. Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi:
- (a) Simbol daratan. Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan. Contoh gunung, pegunungan, gunung api.
 |
Gambar simbol daratan |
- (b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan. Contoh: simbol perairan.
 |
Gambar simbol perairan |
- (c) Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol bentuk hasil budaya.
 |
Gambar simbol budaya |
Pada peta terdapat berbagai warna selain simbol untuk membedakan kenampakan informasi tentang permukaaan bumi. Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan ketampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.
6) Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar-benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya agar dapat diketahui bahwa peta itu masih cocok atau kadaluarsa untuk digunakan.
Demikian pembahasan tentang pengertian peta, semoga bermanfaaat. Silakan menyimak tema penting yang lainnya………..
Dan pembahasan menarik lainnya pada blog ini. Terimakasih atas kunjungan Anda.