Fashion dan teknologi mempunyai hubungan erat dan kaitan timbal balik. Tanpa campur tangan bidang teknologi, tidak mungkin dunia fashion di era Frederick Worth bisa berkembang ke era ready-to-wear, dan era dressmaker berubah ke era designer seperti sekarang. Misalnya dalam pembuatan pakaian, kita bisa menemukan hubungannya sejak jaman pra-sejarah, saat pertama kali orang memakai jarum jahit tangan hingga penggunaan mesin tekstil bertenaga listrik pada abad 20. Inoivasi dan penemuan baru terus berkembang. Dan kini, di abad 21 ini kita sudah mengenal laser cut dan teknik cetak 3 dimensi.
Salah satu peristiwa unik teknologi dalam bidang fashion adalah sejarah pembuatan pakaian luar angkasa untuk misi Apollo 11, misi luar angkasa yang mengantarkan Neil Amstrong sebagai orang pertama di bulan. Dalam bukunya Spacesuit: Fashioning Apollo, Nicholas de Moncahux memaparkan bagaimana sebuah perusahaan pembuat pakaian dalam wanita, Playtex, mampu memenangkan kontrak pembuatan pakaian luar angkasa mengalahkan perusahaan yang telah lama berkecimpung dalam dunia industri militer yang saat itu lebih dilirik oleh NASA.
 |
Pakaian luar angkasa untuk misi Apollo 11 |
Pengetahuan akan material sintesis dan pemahaman dalam menerapkannya pada tubuh manusia telah memberikan kesuksesan bagi Playtex dalam menciptakan pakaian luar angkasa yang tepat untuk misi Apollo 11.
Fashion teknologi, disadari ataupun tidak merupakan dua bidang yang saling bertautan dan saling mempengaruhi. Kemajuan perkembangan teknologi pada mesin jahit dan pintal, serta penemuan bahan tekstil baru seperti lycra telah memberi terobosan besar dalam industri fashion. Perkembangan teknologi juga melahirkan kemajuan dalam bidang komputer. Teknologi komputer telah merubah cara manusia menjalankan hidupnya sehari-hari dan tentunya mempengaruhi cara kita dalam berpenampilan juga.
Dalam soal marketing, di tahun 1800-an orang hanya mengenal katalog cetak sebagai saluran penyebaran informasi fashion. Baru 100 tahun kemudian orang mengenal majalah dan televisi sebagai media alternatif. Perkembangan tersebut memberi pengaruh besar pada perjalanan industri fashion di sepanjang abad 20 (1900-1999). Majalah catak terutama, tampil sebagai saluran informasi fashion yang berperan dalam mengarahkan tren dan selera konsumen.
 |
Majalah Fashion |
Waktu terus berjalan, memasuki abad 21, peran media cetak mulai melemah, diganti media digital. Internet tampil sebagai sarana penghubung arus informasi dan komunikasi. Perkembangan ini tak sesederhana peralihan perangkat keras dari mesin ketik ke komputer. Internet dan teknologi digital telah mengubah banyak sisi pada dunia fashion.
Kehadiran internet bukan hanya memberi keuntungan pada brand-brand fashion yang sudah terkenal, juga membuka peluang bagi tumbuhnya brand-brand baru yang memiliki modal relatif kecil. Contoh paling sederhana, di era internet seperti sekarang, sebuah brand yang belum sanggup membangun toko, bisa dengan realtif mudah membangun e-commerce yang biayanya jauh lebih ringan dibanding membangun toko.
Contoh yang lain dalam hal branding. Di era majalah cetak, seorang fashion editor memegang peran penting dalam membangun brand awareness sebuah merek fashion. Kini sudah tidak jamannya lagi. Melalui internet, setiap brand memiliki peluang untuk membangun brand awareness yang tak terbatas ruang dan waktu.
Jika pada masa lalu eksistensi sebuah brand sangat bergantung pada peran fashion editor, kini sepenuhnya berada di tangan brand itu sendiri. Saluran untuk itu sangat terbuka dengan biaya yang jauh lebih rendah. Website/e-commerce dan media sosial jauh lebih efektif dan efisien sebagai media marketing dibanding iklan di majalah dan review seorang fashion editor.
 |
Contoh Web Fashion |
Itu adalah contoh kaitan sederhana antara fashion dan teknologi. Kehadiran teknologi digital pada industri fashion bukan hanya berwujud website/e-commerce dan media sosial. Pemanfaatannya pun tidak hanya dalam bidang marketing, melainkan di sepanjang rantai pasokan (supply chain) industri fashion, termasuk dalam membuat ramalan tren ke depan (trend forecasting)—aspek kreativitas maupun komersial.
Sabine Saymour dalam bukunya: Fashionable Technology memperkenalkan istilah ‘fashionable wearables’ , menggabungkan pengertian fashion dan ‘wearables technolgy’ , yang artinya segala bentuk fashion (pakaian, asesoris) dengan integrasi teknologi komputer di dalamnya. Fashionable wearables bergerak diantara 2 kutub, ekspresi estetis dan aspek fungsionalitas yang saling berseberangan. Mencari keseimbangan antara kedua kutub ini merupakan tugas seorang fashion desainer. Dalam tingkatan penetrasi teknologi pada tubuh manusia
Saymour membagi menjadi 3 bagian:
- Handheld (dipegang)
- Wearable (dikenakan)
- Implanted (ditanamkan)
Pada tingkatan handheld, perangkat handphone merupakan contoh paling jelas. Kebutuhan kita akan komunikasi membuat teknologi mobile yang masih terus berkembang. Penggunaan handphone tidak lagi sekedar fungsi tapi ia telah menjadi sebuah objek fashion. Bagaimana sebuah gadget mempegaruhi cara kita berpenampilan dengan menggunakan, memegang, membawa dan menyimpannya merupakan hal yang bisa dicermati dan dieksplorasi dengan kaca mata fashion.
Pada tingkatan wearable, pakaian olahraga merupakan contoh yang paling banyak kita temui dalam mengintegrasikan teknologi. Rekayasa bahan dengan pengolahan teknologi tertentu dilakukan untuk menaikan performance dari aktifitas tertentu. Speedo LZR racer suit menggunakan bahan tekstil (fabric) dengan permukaan menyerupai kulit hiu untuk mengurangi daya gesek di air, menaikan performance kecepatan sang pemakai ketika berenang.
 |
Speedo LZR racer suit |
Inovasi dari Speedo ini sampai menuai kontroversi pada olimpiade Beijing 2008. Rip Curl , H-Bomb surfing wetsuit merupakan wetsuit dengan pemanas internal untuk pemakaian di musim dingin. Menggunakan elemen pemanas di bagian punggung dan ditenagai oleh baterai, wetsuit ini akan menjaga pemakai tetap hangat dalam kondisi cuaca dan air yang dingin.
Kita lihat juga semakin banyak backpack kini menyediakan slot khusus untuk kabel music player, bahkan Burton ,sport brand dari Amerika sempat membuat jaket untuk snowboarding dengan mengintegrasikan pengontrol ipod pada permukaan jaketnya, menggunakan teknologi softtouch.
Nike+ teknologi merupakan contoh penting bagaimana fashion, musik, olahraga dan teknologi terintegrasi dengan baik menciptakan trend gaya hidup baru. Nike+ membawa pengalaman mendengarkan musik sambil berlari ke level yang lebih luas. Dengan Nike+ seseorang dapat mengetahui berapa kalori, berapa jauh ia berlari dan mengupload data tersebut ke internet dalam jaringan komunitas online.
 |
Nike+ teknologi dalam akseosoris fashion |
Penciptaan gadget seperti bluetooth headset dan USB devices juga semakin dibentuk menyerupai asesoris, begitu pula sebaliknya banyak konsep-konsep menarik yang mengintegrasikan asesoris fashion seperti jam, gelang dan kalung dengan kemampuan teknologi tertentu .
Tingkatan implanted adalah jendela prediksi masa depan teknologi dalam fashion. Ia belumlah lazim saat ini tapi mungkin menjadi salah satu alternatif bagaimana kita menyikapi teknologi dalam fashion di kehidupan masa depan. Lucy McRae adalah seorang ‘Body Architect’, penelitiannya mengeksplorasi hubungan antara tubuh dan teknologi. Karya-karyanya bergulat pada konsep fashion, tubuh dan teknologi sebagai representasi keindahan di masa depan. Lucy McRae menciptakan konsep swallowable parfum, yaitu parfum berbentuk pil yang jika diminum, aroma dari parfum tersebut akan keluar melalui keringat dari pori-pori kulit.
 |
Konsep Fashion karya Lucy McRae |
Menurt Malcom Barnard, fungsi fashion dapat dibagi menjadi dua yaitu: Fungsi material atau fisik (penutup/pelindung dan atraksi) dan fungsi kebudayaan, (komunikasi, ekspresi individual, status sosial & ekonomi). Kehadiran teknologi mampu memperkuat fungsi yang sudah ada, memperkayanya bahkan merubah cara hidup lama terhadap respon atas teknologi baru.
Fashion tidak sekedar pakaian, namun telah menjadi perpanjangan dari tubuh kita sendiri, kulit terluar namun merupakan objek fisik terdekat dari identitas kita. Ketergantungan kita yang semakin besar dengan teknologi mempersempit jarak pemisah antara dunia fashion dan teknologi. Dengan menyatukan fashion dan teknologi akan membuka eksplorasi baru dalam menjalankan fungsi fashion itu sendiri.
Perkembangan teknologi pada dunia fashion masih terbuka sangat luas. Gadget dibuat semakin kecil, semakin pintar, semakin dekat dengan tubuh kita. Perkembangan teknologi nano membuka kemungkin luas dalam penggunaan dan penciptaan jenis fabric (Kemeja sekarang mampu memiliki properti anti noda). Bayangkan hal-hal lain yang bisa dikembangkan terhadap warna, bahan, material dengan teknologi nano. Tidak terbatas.
Demikian pembahasan teknologi dalam fashion, semoga bermanfaat. Jangan lewatkan pembahasan menarik yang lainnya……
- Dalam berbusana kita perlu menyesuaikan busana dengan bentuk tubuh dan suasana (warna kulit, kepribadian, jenis kelamin dan lain sebagainya). Kesalahan dalam memilih busana akan berakibat fatal bagi sipemakai, karena busana yang semula diharapkan dapat mempercantik diri dan dapat menutupi kekurangan tidak terwujud, bahkan kadang-kadang kekurangan tersebut terlihat semakin menonjol. Ulasan selengkapnya pada Memilih busana sesuai bentuk tubuh & suasana.
- Bersamaan dengan penemuan bahan busana baik dari kulit binatang maupun kulit kayu dan cara pemakaiannya maka lahirlah bentuk dasar desain busana. Bentuk dasar desain busana yang terdapat di Indonesia, yaitu kutang, pakaian bungkus, poncho, kaftan dan celana. Untuk lebih jelasnya, bentuk dasar busana akan diuraikan satu persatu. Simak selengkapnya pada Bentuk Dasar Desain/Model Busana.
Dan berbagai artikel yang unik dan menarik lainnya. Terimakasih atas kehadiran Anda.